Berbuat kebenaran sangat banyak halangan
dan rintangannya. Halangan orang berbuat baik bisa datang dari dalam dan dari
luar diri kita. Dari dalam diri kita seringkali kita merasa berat untuk
melakukan kebaikan itu karena pikiran memberikan pertimbangan untung rugi. Bila
yang akan dilakukan adalah kegiatan sosial, maka jelas secara finansial tidak
ada untungnya. Dengan pemikiran ini, maka menjadikan niatan yang sudah baik
menjadi terhambat selanjutnya gagal dilakukan.
Sedangkan halangan dari luar diri kita
seringkali justru datang dari keluarga atau lingkungan dekat kita lainnya. Dari
keluarga menghalagi niat baik karena untuk berbuat baik juga perlu pengorbanan uang
waktu dan tenaga.
Keluarga bisa saja tidak berkenan ketika
kita akan membantu orang lain yang memerlukan dana segar guna membayar uang sekolah
anaknya misalkan. Demikian juga kita kadang diprotes keluarga ketika terlambat
pulang ke rumah karna mengikuti kegiatan sosial. Bahkan ketika tenaga kita
habis untuk membantu orang lain yang rumahnya perlu diperbaiki, keluarga kadang
malah menyayangkan perbuatan kita.
Halangan dari luar lainnya ketika kita
akan berbuat baik akan datang juga dari lingkungan sekitar misalkan dari
fasilitas yang kita miliki. Fasilitas bisa berupa sarana transportasi maupun
sarana komunikasi. Sarana transportasi menjadi penghalang misalkan ketika kita
akan berangkat ternyata ban motor bocor atau mesin motor ngadat. Sedangkan
halangan dari sarana komunikasi misalkan ketika akan menggunakannya ternyata low baterey, pulsa habis dan sebagainya.
Di samping halangan sebagai mana
tersebut di atas memang sering dijumpai juga rintangan dalam berbuat baik. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia Terbitan Balai Pustaka Halam 750 disebutkan bahwa
rintangan memiliki arti: apa-apa yang menghalangi, gangguan, alangan.
Yang menghalang-halangi orang berbuat
baik sebagian besar dari dalam pribadi yakni terutama karena syaiton yang menghentikan
langkah kita yang akan melakukan kebaikan. Akibat kelihaian syetan itulah acaap
kali niat baik kita untuk melangkah menjadi pudar karena dimasukkan sifat
malas.
Melalui rasa malas inilah syetan memberikan
alasan pembenar kepada pikiran kemudian menghentikan kaki ketika akan berangkat
melangkah. Bila dirasakan demikian, maka seyogyanya mengucapkan lafald Taawwudz atau mengucap adudzubillahiminasyaitonirrojim artinya
aku betlindung kepada Alloh dari godaan syetan yang terkutuk.
Pandainya syetan mempengaruhi hati sama
pandainya kita berpikir tentang kebiakan. Maka seringkali ketika kita akan
melakukan perbuatan baik terjadi kebimbangan atau kehawatiran. Ketika kita akan
bertakziah pikiran mengatakan: “Tak
perlu berangkat karena jauh, untungnya apa, kau malah nanti dapat rugi karena
uang berkurang untuk membeli bahan bakar dan mengisi kas sosial, waktumu hilang
percuma karena harus mengunjunginya dan tenagamu juga tambah lelah. Belum kalau
ada apa-apa di jalan atau bertemu dengan orang yang tidak engkau sukai di
tempat takziah. Lihat hari akan
hujan, tunda saja lain kali toh tidak harus hari ini . Kau tak perlu tergesa-gesa
karena orangnya sudah meniggal dunia dan keluarganya belum tentu mengingat
kebaikanmu setelah ini.”
Nurani kemudian memberi komentar :” Saya
pikir perbuatan baikmu akan mebawa kebaikanmu juga ayo lakukan saja, berbuat
baik itu juga akan memberikan kebaikan bagi dirimu, mumpung masih diberi
kesehatan oleh Tuhan. Tuggu apa lagi.”
Bila nurani memenangkan nafsu syetan
maka segala hambatan dan rintangan akan dapat diterjang dan kaki segera
melangkah melaksanakan kebaikan.
Saya pribadi juga berusaha melakukan
ajakan berbuat baik kepada orang lain sekalipun lewat karya buku. Saya
menginvestasikan waktu untuk menyusun kata demi kata, menjalin ide dan
pandangan guna saya sampaikan kepada para pembaca. Saya juga berharap karya yang
saya buat bisa bermanfaat dan ‘berumur panjang ‘sehingga dapat ‘memperpanjang’
usia saya didunia.
Tetapi memang saya resakan kendalanya
cukup banyak bila saya tidak melakukan perbuatan dablek, maka tak ada karya
yang tecipta, tak ada buku yang selesai dan tak ada tuangan pandangan yang
terinventrisasi. Kendablekan saya tertuama ketika harus meluangkan waktu dalam
menyelesaikan berbagai karya karena kesibukan saya sebagai kepala rumah tangga
yang harus memikirkan kebutuhan dan mengikuti kegiatan sosial di kampung ,
sebagai guru dan dosen yang wajib melaksanakan tugas mengajar dan menyelesaikan
adminisrasi pembelajaan dan sebagai pengurus beberapa yayasan sosial yang perlu
mendatangi rapat kordinasi maupun tindak lanjut kegiatan.
Alhamdulillah saya memiliki istri yang
penuh pengertian jadi sekalipun sepulang kerja dan di waktu longgar saya
bercengkrama dengan note book sederhana sampai menjelang tengah malam, istri
memberi dukungan. Anak anak saya juga memabtu kegiatan saya karena anak tertua
jurusan Teknologi Informatika sehingga bisa membantu dalam mendesign maupun
menset dan editing data. Sedangkan
anak saya terkecil juga tidak begitu rewel minta piknik atau ‘jeng-jeng’ bila
liburan tiba.
Dablek saya merangkai cerita mendokumen
data membuahkan karya yang semoga bermanfaat, bila toh sekarang belum ada yang
berminat membaca maka suatu ketika insya Alloh akan bermakna bagi semua yang
menghayatinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar