Jumat, 20 November 2020

CARA MENGINGATKAN ORANG LAIN AGAR SELALU BERBUAT YANG BENAR

 



Berbuat kebenaran sangat banyak halangan dan rintangannya. Halangan orang berbuat baik bisa datang dari dalam dan dari luar diri kita. Dari dalam diri kita seringkali kita merasa berat untuk melakukan kebaikan itu karena pikiran memberikan pertimbangan untung rugi. Bila yang akan dilakukan adalah kegiatan sosial, maka jelas secara finansial tidak ada untungnya. Dengan pemikiran ini, maka menjadikan niatan yang sudah baik menjadi terhambat selanjutnya gagal dilakukan.

Sedangkan halangan dari luar diri kita seringkali justru datang dari keluarga atau lingkungan dekat kita lainnya. Dari keluarga menghalagi niat baik karena untuk berbuat baik juga perlu pengorbanan uang waktu dan tenaga.

Keluarga bisa saja tidak berkenan ketika kita akan membantu orang lain yang memerlukan dana segar guna membayar uang sekolah anaknya misalkan. Demikian juga kita kadang diprotes keluarga ketika terlambat pulang ke rumah karna mengikuti kegiatan sosial. Bahkan ketika tenaga kita habis untuk membantu orang lain yang rumahnya perlu diperbaiki, keluarga kadang malah menyayangkan perbuatan kita.

Halangan dari luar lainnya ketika kita akan berbuat baik akan datang juga dari lingkungan sekitar misalkan dari fasilitas yang kita miliki. Fasilitas bisa berupa sarana transportasi maupun sarana komunikasi. Sarana transportasi menjadi penghalang misalkan ketika kita akan berangkat ternyata ban motor bocor atau mesin motor ngadat. Sedangkan halangan dari sarana komunikasi misalkan ketika akan menggunakannya ternyata low baterey, pulsa habis dan sebagainya.



Di samping halangan sebagai mana tersebut di atas memang sering dijumpai juga rintangan dalam berbuat baik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Terbitan Balai Pustaka Halam 750 disebutkan bahwa rintangan memiliki arti: apa-apa yang menghalangi, gangguan, alangan.

Yang menghalang-halangi orang berbuat baik sebagian besar dari dalam pribadi yakni terutama karena syaiton yang menghentikan langkah kita yang akan melakukan kebaikan. Akibat kelihaian syetan itulah acaap kali niat baik kita untuk melangkah menjadi pudar karena dimasukkan sifat malas.

Melalui rasa malas inilah syetan memberikan alasan pembenar kepada pikiran kemudian menghentikan kaki ketika akan berangkat melangkah. Bila dirasakan demikian, maka seyogyanya mengucapkan lafald Taawwudz atau mengucap adudzubillahiminasyaitonirrojim artinya aku betlindung kepada Alloh dari godaan syetan yang terkutuk.

Pandainya syetan mempengaruhi hati sama pandainya kita berpikir tentang kebiakan. Maka seringkali ketika kita akan melakukan perbuatan baik terjadi kebimbangan atau kehawatiran. Ketika kita akan bertakziah pikiran mengatakan:  “Tak perlu berangkat karena jauh, untungnya apa, kau malah nanti dapat rugi karena uang berkurang untuk membeli bahan bakar dan mengisi kas sosial, waktumu hilang percuma karena harus mengunjunginya dan tenagamu juga tambah lelah. Belum kalau ada apa-apa di jalan atau bertemu dengan orang yang tidak engkau sukai di tempat takziah. Lihat hari akan hujan, tunda saja lain kali toh tidak harus hari ini . Kau tak perlu tergesa-gesa karena orangnya sudah meniggal dunia dan keluarganya belum tentu mengingat kebaikanmu setelah ini.”

Nurani kemudian memberi komentar :” Saya pikir perbuatan baikmu akan mebawa kebaikanmu juga ayo lakukan saja, berbuat baik itu juga akan memberikan kebaikan bagi dirimu, mumpung masih diberi kesehatan oleh Tuhan. Tuggu apa lagi.”

Bila nurani memenangkan nafsu syetan maka segala hambatan dan rintangan akan dapat diterjang dan kaki segera melangkah melaksanakan kebaikan.

Saya pribadi juga berusaha melakukan ajakan berbuat baik kepada orang lain sekalipun lewat karya buku. Saya menginvestasikan waktu untuk menyusun kata demi kata, menjalin ide dan pandangan guna saya sampaikan kepada para pembaca. Saya juga berharap karya yang saya buat bisa bermanfaat dan ‘berumur panjang ‘sehingga dapat ‘memperpanjang’ usia saya didunia.

Tetapi memang saya resakan kendalanya cukup banyak bila saya tidak melakukan perbuatan dablek, maka tak ada karya yang tecipta, tak ada buku yang selesai dan tak ada tuangan pandangan yang terinventrisasi. Kendablekan saya tertuama ketika harus meluangkan waktu dalam menyelesaikan berbagai karya karena kesibukan saya sebagai kepala rumah tangga yang harus memikirkan kebutuhan dan mengikuti kegiatan sosial di kampung , sebagai guru dan dosen yang wajib melaksanakan tugas mengajar dan menyelesaikan adminisrasi pembelajaan dan sebagai pengurus beberapa yayasan sosial yang perlu mendatangi rapat kordinasi maupun tindak lanjut kegiatan.

Alhamdulillah saya memiliki istri yang penuh pengertian jadi sekalipun sepulang kerja dan di waktu longgar saya bercengkrama dengan note book sederhana sampai menjelang tengah malam, istri memberi dukungan. Anak anak saya juga memabtu kegiatan saya karena anak tertua jurusan Teknologi Informatika sehingga bisa membantu dalam mendesign maupun menset dan editing data. Sedangkan anak saya terkecil juga tidak begitu rewel minta piknik atau ‘jeng-jeng’ bila liburan tiba.

Dablek saya merangkai cerita mendokumen data membuahkan karya yang semoga bermanfaat, bila toh sekarang belum ada yang berminat membaca maka suatu ketika insya Alloh akan bermakna bagi semua yang menghayatinya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar