Kamis, 19 November 2020

MEMUPUK SIKAP PANTANG MENYERAH

 




Bila mudah menyerah itu bukan syetan. Tidak ada syetan yang berhenti menggoda manusia yang sulit digoda imannya. Ia akan terus berusaha mencari segala cara. Ia akan melakukan observasi atas ketebalan keimanan seseorang kemudian menentukan cara untuk menjebol benteng pertahanan keimanannya. Di samping itu syetan juga menyiapkan beberapa alternatip cara yang akan digunakan untuk menggoyang iman seseorang. Bila satu cara gagal, ia akan mencari cara lain, ia tak kenal menyerah sampai sasaran yang ditujunya yakni manusia meninggalkan dunia fana.

Semangat tidak mengenal menyerah sudah selayaknya kita lakukan dalam mengejar cita- cita. Cita–cita yang kita gantungkan jangan seperti cita-cita syetan yang akan merusak dan menyesatkan. Manusia selayaknya menentukan cita-cita yang tinggi untuk membangun dunia. Bukankah Tuhan sudah memberikan amanah kepada manusia untuk menjadi kholifah di muka bumi ini?

Sebagai seorang kholifah manausia harus memberikan kebaikan, menebar benih keutamaan di dunia dan disiram dengan akhlaqul karimah dalam kehidupan sehari hari. Tantangannya memang sangat berat, namun sikap tidak kenal menyerah harus tetap tertanam dalam setiap insan.

-        Selalu Optimis dan Banyak Akal

Kelebihan manusia dibanding dengan makhluk lain adalah diberikannya akal dan pikiran oleh Tuhan. Akal digunakan dalam mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi sehingga orang yang pandai mengatai masalah yang dihadapi dikatakan sebagai orang yang banyak akal. Sedangkan pikiran digunakan untuk mengingat dan mengembangkan berbagai inovasi agar kehidupan menjadi lebih mudah. Maka manusia mengenal perkembangan teknoligi, sedangkan makhluk lain tidak mengenal adanya  hal tersebut.

Sayangnya kita sering kalah pandai dengan syetan, karena syetan menembak manusia agar mati secara rokhani melalui nuraninya. Sekalipun ia tidak cerdas dalam mengatasi masalah dan tidak pandai dalam berkreasi, tetapi syetan bekerja lebih strategik. Bahkan strategi yang ia lakukan adalah langsung menusuk ke sasaran tanpa disadari oleh manusia. Coba rasakan ketika syetan menggoda hati dan nurani seorang pakar yang memiliki teknologi tinggi. Ia sentuh hatinya dan ia goyang nuraninya sehingga pakar yang cerdas dan memiliki teknologi tinggi tadi menjadi sombong. Bila benih kesombongan manusia sudah tumbuh kemudian berkembang, maka syetan akan menuai buah kesombongan itu dengan kecongkakan. Dengan congkak manusia menganggap bahwa semua yang dicapainya semata-mata adalah karena kemampuannya. Tidak ada orang lain yang menandinginya dan semua adalah hasil usahanya.

Ia tidak menyadari bahwa semua itu dari Tuhan Alloh Yang Maha memiliki Kepandaian. Manusia yang pandai akan mudah mengatasi masalah. Ia juga memilki optimisme tinggi dan banyak akal. Tetapi bila kemampuannya sudah ditaburi virus kesombongan oleh syatan maka tinggal menunggu saat kehancuran bagi dirinya dan lingkungannya.

-        Disiplin.



Ada seorang motivator mengatakan bahwa untuk dapat meraih cita-cita ada tiga syarat . Syarat yang pertama adalah disiplin. Syarat yang ke dua adalah disiplin dan syarat yang ketiga adalah disiplin.

Melihat nasihat itu dapat kita tarik kesimpulan bahwa kedisiplinan merupakan faktor penting dalam menggapai cita-cita. Kiaranya tidak hanya itu, dalam segala hal bila kita ingin berhasil melaksanakan kegiatan maka disiplin harus ditegakkan.

Semangat untuk selalu bersikap disiplin pada diri manusia kecenderungannya makin tua makin berkurang. Ketika bayi kita selalu berdisiplin untuk tidur setelah puas mendapat ASI Eksklusif dari Ibu. Kita juga disiplin untuk bangun pada pagi hari dengan menangis, padahal orang tua masih enak enaknya tidur. Ketika usia Balita kedisiplinan masih tertanam misalnya mandi pagi, gosok gigi sampai tidur kembali. Kita disiplin dan mematuhi perintah orang tua agar tetap di rumah, asyik dengan permainan sederhana yang disediakan oleh orang tua. Namun ketika menginjak usia dewasa syetan mulai menggoda, lingkungan mulai memberi warna dan kesenangan mulai nampak manis di mata.

Kedisiplinan manusia menginjak remaja mulai reda. Contoh kecilnya, semula rajin melaksnakan sholat secara berjamaah, karena lingkungan meledeknya, hatinya goyah, sekarang melaksanakan sholat sendiri atau tidak berjamaah. Karena sholat sendiri maka waktunya juga sesuka hati, bahkan sering lupa.

Ketika remaja, kedisiplinan lebih parah, dari yang semula masih melakukan kegiatan agama, masih patuh pada orang tua, kini memiliki kegiatan lain dengan lawan jenisnya. Orang tua sudah tidak mampu mengendalikan dirinya karena yang bersangkutan merasa dirinya sudah bukan bayi lagi yang harus diatur dan dikendalikan. Ia sudah bukan anak papa and mama. Ia akan mencari jati diri yang memuaskan hatinya.

Perihal kedisiplinan memang syetan kesohor melakukan hal itu. Syetan dengan disiplinnya mengawal hati manusia agar tidak pernah berbuat baik. Tidak pernah ada cerita bahwa ada syetan berbuat baik pada manusia. Kalau toh ada syetan melakukan hal tersebut pasti syetan ada maunya. Paling hanya sekali atau dua kali setelah itu ia akan minta imbalan dan imbalannya adalah kejahatan yang akan membelokkan hati manusia.

Disiplin syetan adalah disiplin kaku. Sejak syatan diciptakan Tuhan memang telah bersumpah akan menggoda iman manusia. Ia selalu disiplin untuk itu dengan selalu tepat waktu , tepat sasaran dan tepat cara dalam menggoda manusia.

Syetan dapat menembak sasaran dengan tepat karena target yang dibidiknya praktis tidak berjarak yakni melalui hati manusia. Hati dengan disiplin dikawalnya sehingga perubahan sekecil apapun ia tahu kemudian dengan disiplin dijaganya jangan sampai kemudian lepas dan orang tersebut berbuat baik. Bilatoh sampai lolos berbuat kebaikan maka akan ia tebarkan virus kesombongan agar imannya makin menipis lagi.

Oleh karena itu manusia harus berhati hati, biarlah syetan berdisiplin dengan caranya, namun kita juga harus tetap berdidiplin dalam mempertahan kan keimanan dengan selalu berdisiplin melaksanakan perintah dan ketentuan agama. Tuhan Maha Tahu dan syetan dilarang Tuhan menggoda manusia yang selalu beriman dan bertaqwa. Inilah peluang dan celah agar kita dapat terhindar dari bujuk dan rayuan syetan.

 

 

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar