Kamis, 19 November 2020

KONSISTEN DALAM MENGEJAR TUJUAN

 





Anton M Moelyono dalam kamus Besar Bahasa Indonesia mengatakan bahwa konsisten berarti tetap atau tidak berubah, taat azas dan ajek. Konsisten juga berarti selaras dan sesuai.

Seseoang yang memiliki sifat konsisten berarti memiliki prinsip dan pondasi yang kuat sehingga tidak mudah dipengaruhi. Ia akan ndablek megejar cita-cita sampai tercapai. Dalam bekerja ia juga sungguh sungguh dan tidak setengah setengah atau dalam menyelesaikan tugas secara tuntas.

-         Konsekwen dalam Perbuatan.

Konsekwen dikandung maksud memiliki tanggung jawab dalam segala tindakannya. Syetan memang bertanggung jawab ia siap menerima resiko yang dihadapi sekalipun harus masuk neraka. Syetan sudah tahu bentuk risiko tersebut.

Tetapi pelaksanan sikap konsekwen kita sebagai manusia jangan sampai seperti sikap syetan yang siap masuk neraka sehingga ia sembarangan melaksanakannya. Sikap konsekwen kita harus diwujudkan dengan berbuat sesuai kompetensi kita dan apapun hasilnya siap diterima.

Konsekwen juga berarti tidak pengecut. Bila terjadi sesuatu kegagalan ia mengakui kekurangannya dan tidak menyalahkan pihak lain atau mencari pembenar dari kesalahannya. Ia sadar bahwa orang yang baik adalah bukan orang yang selalu benar atau tidak pernah membuat kesalahan namun orang yang akan selalu memperbaiki kesalahan yang ia lakukan.

Manusia yang sikap konsekwennya  menonjol sudah selayaknya diberi tanggung jawab untuk memimpin suatu kelompok sebab bila suatu kelompok memiliki pimpinan yang konsekwen atau bertanggung jawab biasanya memiliki daya dorong yang tinggi dan mudah mencapai tujuan yang diinginkan.

-        Melakukan perbuatan secara Kontinyu,

Kontinyu berarti bersifat terus menerus atau berkesinambungan.  Dalam bahasa Jawa Kontinyu  diterjemahkan sebagai langgeng dan lumintu. Kegiatan yang dilakukan secara terus menerus akan mengkasilkan sesuatu yang luar biasa. Untuk contoh dari hal ini adalah seperti sebuah batu yang terus menerus di tetesi oleh air. Batu yang sangat keras dilawan oleh air yang sangat lunak secara terus menerus ternyata batu kalah juga. Batu menjadi berlubang.

Demikian pula suatu pekerjaan. Pekerjaan seberat apapun bila dilakukan secara terus menerus akan menjadi ringan, akan menjadi paham dan terbiasa kemudian terasakan ringan. Hal ini banyak kita lihat ketika para khafitd dan hafidhoh ketika tengah menghafalan Al Qur’an. Kita akan sangat kagum kepada para penghafal Al Qur’an yang dapat menghafal Al Qur’an 30 juz. Mereka berhasil melakukan hal tersebut karena menghafal Al Quran seayat deni seayat secara terus menerus.

Modal untuk dapat melakukan kontinuitas adalah kesabaran dan keikhlasan. Kesabaran diperlukan agar tidak mudah patah semangat ketika melakukan perbuatan mengejar cita cita. Bila tidak ada kesabaran maka gejala awal yang akan diterima adalah rasa bosan. Sedangkan keikhlasan diperlukan agar tidak timbul keluhan bila menemui kegagalan.

Jadi sifat konsekwen dalam mengejar cita-cita sangat diperlukan agar tidak gampang patah semangat di tengah jalan dan segera dapat terwujud.

-        Fokus Menuju Tujuan,

Ketika kecil kita pernah bermain dengan kaca pembesar yang diletakkan di bawah sinar matahari, sementara di bawah kaca pembesar itu diberi kertas atau kaya. Sinar matahari yang jatuh di kaca pembesar harus dicari titik pusatnya agar fokus, kemudian diarahkan ke kertas atau kayu, tidak berapa lama kemudian timbullah asap dan lama kelamaan kertas atau kayu itu terbakar.

Banyak kayu dan kertas tergeletak di alam terbuka baik di tempat sampah maupun lapangan, namun kertas dan kayu tersebut tidak dapat terbakar. Mengapa? Karena sinar matahari tidak fokus ke kertas atau kayu.

Untuk bisa memfokuskan sinar matahari sehingga membakar kertas maupun kayu diperlukan kaca pembesar. Bila sudah ada kaca pembesar maka ada hal penting yang diperlukan lainnya yakni niat atau semangat atau kemauan untuk itu juga ketrampilan dalam mengatur kaca pembesar sehingga ditemukan titik pusatnya.

Begitupula dalam melakukan perbuatan bila tujuannya ingin segera tercapai harus fokus. Bisa diumpamakan bahwa sinar mataharinya adalah kegiatan kita yang bermacam macam. Kaca pembesarnya adalah hati kita dan ketrampilannya adalah ada dalam pikiran. Setelah perangkat tersebut disadari dalam diri kita maka diperlukan niat atau kemauan untuk fokus menuju harapan yang ditentukan.

Niatnya tentu saja keluar dari dalam hati kemudian melalui lesan diucapkanlah bismillah untuk fokus pada perjalanan menuju harapan atau cita-cita yang diinginkan.

Fokus menggapai cita-cita adalah berniat dan bersungguh-sungguh melakukan pekerjaan yang berkait harapan yang hendak dicapai. Fokus juga berarti berkonsentrasi menuju satu titik yang hendak dituju. Konsentrasi berarti mengabaikan hal lain yang tidak berkaitan dengan niat awal dan mencurahkan seluruh perhatian untuk keberhasilan mewujudkan harapan.

Perlu disampaikan bahwa sekuat apapun suatu benda , insya Alloh akan dapat dikalahkan dengan upaya yang  dilakukan dengan penuh konsentrasi  serta fokus.

Fokusnya manusia dalam mengejar cita-cita tentu  berbeda dengan fokusnya syetan ketika menjebol keimanan seseorang. Mengapa ? Karena niat syetan memang sudah dilandasi dengan suatu hasil akhir yang jelek yakni menggelincirkan manusia ke jurang kesesatan dan finalnya masuk neraka. Sedangkan fokus kegiatan manusia harus di landasi dengan niat keberhasilan usahanya untuk kemaslahatan banyak umut manusia.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar