Apa di desa ada juga sifat dablek yang
dipelihara oleh masyarakat? Saya kira sepanjang ada manusia di tempat manapun
sifat dablek pasti ada. Demikian pula halnya di desa. Sekalipun kegotong royongan
masyarakat desa lebih kental dari pada di kota dan mereka lebih familier, namun
karena manusia punya kebutuhan dan keinginan, punya cipta rasa dan karsa yang
selalu berkembang, maka di desapun ada orang dablek.
Tetapi perlu diingat bahwa dableknya
orang desa berbeda dengan orang kota, karena sedablek-dableknya orang desa
masih lebih lumayan bila dibanding dableknya orang desa. Orang kota tidak mau
peduli bila ada tetangganya mendapat musibah. Semua masalah harus diurusnya
sendiri. Bahkan untuk mengangkat jenazsah keluarganya yang meninggalpun harus
diurus sendiri, bila tidak mampu baru minta tolong orang lain dan harus membayar.
Dableknya orang desa paling dalam hal
mendatangi pertemuan warga atau tidak mau mengalah ketika jalan di depan
rumahnya digunakan untuk lewat mobil orang lain sementara jalan sempit dan dia
sedang menjemur pakaian. Tahu bahwa yang akan lewat orang yang tidak dikenalnya
atau orang yang dikenalnya tetapi juga sama-sama dablek maka pemilik jemuran
dablek saja membiarkan tetangganya memindahkan sendiri jemuran itu ke tepi.
Atau bila ada orang kaya baru (OKB) yang
hidup di desa. Semula ia miskin namun tiba-tiba mendapt rejeki nomplok dari
warisan atau undian. Ketika belum mampu secara finansial mungkin patuhnya bukan
main kepada aturan RT , rajin ikut pertemuan warga dan selalu menyapa orang
yang dikenalnya, namun ketika mendadak kaya ia pura pura tidak melihat tetangga
sehingga enggan menegus sapa, tidak melihat peraturan dan dableknya mulai keluar.
Adanya OKB di desa memang terkadang
membahagiakan bagi orang sekitarnya, namun banyak yang mendadak menjadi orang
dablek baru .
- Orang Tebal Muka di Lingkungan Kita
Di sekitar kita juga seringkali ada
orang dablek bawaan artinya kemungkinan dableknya keturunan. Kita menjadi
jengkel bila dalam satu keluarga sebagian besar dablek. Mereka sulit diatur dan
diajak kompromi terutama dalam hal urusan untuk kerukunan dan gotong-royong.
Pengurus RT maupun RW juga habis akalnya untuk mengurus orang yang dablek
tersebut.
Biasanya orang dablek di lingkungan kita
adalah karena ia merasa sebagai penduduk asli yang maunya menang sendiri.
Ketika banyak warga lain menetap di lingkungannya dan menjadi pengurus RT atau
RW lalu membuat aturan yang dirasanya tidak sesui dengan keinginannya, maka ia
memboikot dan dablek tidak mau mengikuti kesepakatan yang telah dibuat oleh
semua warga.
Warga yang lain juga menyayangkan orang
dablek seperti itu, lama-lama mereka membiarkan dan mengancam bila mereka ada
kerepotan akan diboykot dan tidak
akan dibantu oleh warga. Biar orang yang dablek tahu rasa.
Biasanya orang dablek di lingkungan kita adalah karena ia merasa sebagai penduduk asli yang maunya menang sendiri. Ketika banyak warga lain menetap di lingkungannya dan menjadi pengurus RT atau RW lalu membuat aturan yang dirasanya tidak sesui dengan keinginannya, maka ia memboikot dan dablek tidak mau mengikuti kesepakatan yang telah dibuat oleh semua warga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar