Orang yang dablek juga memiliki ciri,
tidak memiliki rasa malu walau melanggar norma. Pelanggaran norma mencakup
norma agama, norma sosial dan norma negara. Ia menjadi bangga berbuat dosa,
bahkan merasa tidak puas sebelum menyempurnakan program perbuatan dosanya. Ia
menjadi langganan dosa dan dapat dikatakan tubuhnya tinggal tulang pembalut
dosa. Sayang tidak memiliki rasa penyesalan dan malu. Prinsipnya mencari yang
haram saja susah, apalagi mencari yang halal
Lebih jauh berbagai pelanggaran yang
sering dilakukan oleh orang dablek adalah sebagai berikut :
- Pelanggaran terhadap Norma Agama,
Agama diturunkan Tuhan ke dunia agar manusia
tidak kacau dan dalam perbuatannya berbeda dengan binatang. Melalui akal dan
pikiran manusia tentunya akanlebih mudah menjalani kehidupan. Bila agama
dijalankan dengan baik maka kehidupan manusia akan selamat dan indah. Selamat
karena agama menuntun manusia untuk kebaikan di dunia dan diakhirat. Menjadi
indah karena harmoni kehidupan akan tercipta ketika semua manusia mematuhi
perintah Tuhannya.
Yang terjadi adalah adanya pengingkaran
oleh sebagian manusia karena dablek tidak patuh pada perintah agama. Mengapa?
Karena syetan ada di mana mana. Syetan lebih kuat dari sumpah yang dilakukan
manusia ketika akan lahir di dunia dan katika setiap sholatnya. Manusia selalu
berikrar bahwa sesungguhnya sholatnya, ibadahnya, hidupnya dan matinya hanyalah
untuk Tuhan semata.
Manusia yang dablek malah gemar
mengikuti ajakan syaiton yang nampak manis di luar padahal menyesatkan
tujuannya. Manusia yang memilih kehidupan yang demikian kemudian tidak mau
melaksanakan perintah Tuhan secara sepenuhnya memang merupakan hak baginya,
tetapi acapkali mengganggu orang lain.
Orang lain yang melihat ada seseorang
yang dablek akan merasa risi. Orang risi karena ketika yang lain sholat Jum’at
misalnya ia malah memancing. Ketika orang lain sholat tarowih malah begadangan
di gardu dan ketika orang berpuasa malah merokok di tempat umum sepuasnya. Dasar dablek, begitu orang akan menggerutu
ketika melihatnya.
Biarlah sifat dableknya diteruskan
sepuasnya sampai Tuhan mengingatkan dirinya atau akan diazab ketika matinya.
Yang pasti sebelum nyawa berpisah dari tubuhnya masih ada pintu tobat bagi
orang yang dablek seperti itu.
-
Pelanggaran terhadap Norma Sosial
Norma sosial selalu dijunjung oleh
masyarakat sekitar di mana ia tinggal. Norma itu bisa merupakan adat istiadat
atau budaya atau kesepakatan tak tertulis diantara warganya yang harus diikuti
dan dilakukan secara bersama.
Sebagai anggota masyarakat mestinya
lebih mudah dalam mensikapi aturan yang dilakukan di masyarakat, tinggal patuh
selesai urusan. Tetapi bagi para tokoh
masyarakat yang memiliki kewajiban untuk menjaga norma itu, masalahnya akan
lebih panjang. Sayangnya jutru masih ada sebagian masyarakat yang dablek tidak
mau melakukan ketentuan tidak tertulis itu dengan baik
Sebagai misal, ketika warga lain bekerja
bakti melakukan kegiatan gotong-royong malah enak-enakkan di rumah nonton TV
atau berekreasi bersama keluarga. Lumayan bila dia tahu diri kemudian mengirim
perwakilan atau uang untuk biaya kegiatan . Yang sering terjadi ia dablek tidak
mau kerja bakti dengan pemikiran, sudah ada yang melakukannya dan ia tidak ada
waktu untuk itu.
Kadang ada juga anggota masyarakat yang
tidak mau ikut pertemuan kerukunan warga, namun bila ada keputusan yang
merugikannya ia akan protes dan dablek tidak mau melaksanakan keputusan bersama
itu dengan alasan ia tidak diajak berembug. Warga masyarakat lain yang geregetan biasanya menjulukinya warga sontoloyo kepadanya.
Mungkin pantas julukan itu diberikan
sebab yang dilakukannya hanya ‘WTS’ atau waton
suloyo alias asal berani tampil beda. Kalau sikap penolakannya tersebut
didasari dengan alasan yang masuk akal mungkin bisa dimaklumi namun bila ia
mengambil dasar ‘pokoknya’, maka rusaklah aturan yang sudah dibuat.
Untuk itu perlu ada pendekatan kepada
orang yang dablek tidak mau menepati kesepakatan dalam kerukunan warga. Sing warasa ngalah, demikian dalam
Bahasa Jawanya atau yang sehat pikiannya mengalah saja, dari pada semua menjadi
gila.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar