Kamis, 19 November 2020

CARA MENASEHATI ORANG YANG TIDAK MALU MELANGGAR NORMA

 



Orang yang dablek juga memiliki ciri, tidak memiliki rasa malu walau melanggar norma. Pelanggaran norma mencakup norma agama, norma sosial dan norma negara. Ia menjadi bangga berbuat dosa, bahkan merasa tidak puas sebelum menyempurnakan program perbuatan dosanya. Ia menjadi langganan dosa dan dapat dikatakan tubuhnya tinggal tulang pembalut dosa. Sayang tidak memiliki rasa penyesalan dan malu. Prinsipnya mencari yang haram saja susah, apalagi mencari yang halal

Lebih jauh berbagai pelanggaran yang sering dilakukan oleh orang dablek adalah sebagai berikut :

- Pelanggaran terhadap Norma Agama,

Agama diturunkan Tuhan ke dunia agar manusia tidak kacau dan dalam perbuatannya berbeda dengan binatang. Melalui akal dan pikiran manusia tentunya akanlebih mudah menjalani kehidupan. Bila agama dijalankan dengan baik maka kehidupan manusia akan selamat dan indah. Selamat karena agama menuntun manusia untuk kebaikan di dunia dan diakhirat. Menjadi indah karena harmoni kehidupan akan tercipta ketika semua manusia mematuhi perintah Tuhannya.

Yang terjadi adalah adanya pengingkaran oleh sebagian manusia karena dablek tidak patuh pada perintah agama. Mengapa? Karena syetan ada di mana mana. Syetan lebih kuat dari sumpah yang dilakukan manusia ketika akan lahir di dunia dan katika setiap sholatnya. Manusia selalu berikrar bahwa sesungguhnya sholatnya, ibadahnya, hidupnya dan matinya hanyalah untuk Tuhan semata.

Manusia yang dablek malah gemar mengikuti ajakan syaiton yang nampak manis di luar padahal menyesatkan tujuannya. Manusia yang memilih kehidupan yang demikian kemudian tidak mau melaksanakan perintah Tuhan secara sepenuhnya memang merupakan hak baginya, tetapi acapkali mengganggu orang lain.

Orang lain yang melihat ada seseorang yang dablek akan merasa risi. Orang risi karena ketika yang lain sholat Jum’at misalnya ia malah memancing. Ketika orang lain sholat tarowih malah begadangan di gardu dan ketika orang berpuasa malah merokok di tempat umum sepuasnya.  Dasar dablek, begitu orang akan menggerutu ketika melihatnya.

Biarlah sifat dableknya diteruskan sepuasnya sampai Tuhan mengingatkan dirinya atau akan diazab ketika matinya. Yang pasti sebelum nyawa berpisah dari tubuhnya masih ada pintu tobat bagi orang yang dablek seperti itu.



-  Pelanggaran terhadap Norma  Sosial

Norma sosial selalu dijunjung oleh masyarakat sekitar di mana ia tinggal. Norma itu bisa merupakan adat istiadat atau budaya atau kesepakatan tak tertulis diantara warganya yang harus diikuti dan dilakukan secara bersama.

Sebagai anggota masyarakat mestinya lebih mudah dalam mensikapi aturan yang dilakukan di masyarakat, tinggal patuh selesai urusan. Tetapi bagi  para tokoh masyarakat yang memiliki kewajiban untuk menjaga norma itu, masalahnya akan lebih panjang. Sayangnya jutru masih ada sebagian masyarakat yang dablek tidak mau melakukan ketentuan tidak tertulis itu dengan baik

Sebagai misal, ketika warga lain bekerja bakti melakukan kegiatan gotong-royong malah enak-enakkan di rumah nonton TV atau berekreasi bersama keluarga. Lumayan bila dia tahu diri kemudian mengirim perwakilan atau uang untuk biaya kegiatan . Yang sering terjadi ia dablek tidak mau kerja bakti dengan pemikiran, sudah ada yang melakukannya dan ia tidak ada waktu untuk itu.

Kadang ada juga anggota masyarakat yang tidak mau ikut pertemuan kerukunan warga, namun bila ada keputusan yang merugikannya ia akan protes dan dablek tidak mau melaksanakan keputusan bersama itu dengan alasan ia tidak diajak berembug. Warga masyarakat lain yang geregetan biasanya menjulukinya warga sontoloyo kepadanya.

Mungkin pantas julukan itu diberikan sebab yang dilakukannya hanya ‘WTS’ atau waton suloyo alias asal berani tampil beda. Kalau sikap penolakannya tersebut didasari dengan alasan yang masuk akal mungkin bisa dimaklumi namun bila ia mengambil dasar ‘pokoknya’, maka rusaklah aturan yang sudah dibuat.

Untuk itu perlu ada pendekatan kepada orang yang dablek tidak mau menepati kesepakatan dalam kerukunan warga. Sing warasa ngalah, demikian dalam Bahasa Jawanya atau yang sehat pikiannya mengalah saja, dari pada semua menjadi gila.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar