Kamis, 19 November 2020

CARA MENGHALAU MALAS DAN TIDAK MAU BERUSAHA

 



 

Paling sulit menghadapi orang yang dablek adalah hanya karena malas. Setiap ditanyakan mengapa memilih berperilaku demikian ia selalu menjawab malas. Lantas bagaimana memberikan pengertian padanya agar kehidupannya menjadi bermakna.

Semoga terapi melalui program “bikin malu” yang bertujuan baik dapat membantu. Yang pertama jangan dimarahi atau dikucilkan orang semacam itu, namun justru berilah perhatian padanya. Cukupi kebutuhannya, ajaklah diskusi dan galilah hal  apalagi yang ingin diwujudkannya namun belum terujud, orang jawa mengatakan “dipangku” . Ada nasihat yang bagus dari para sesepuh dalam bahasa jawa yang mengatakan bahwa:” Pangkunen ,Yen dipangku mesti bakal mati.” Ini adalah filosofi dari Jawa karena tulisan dengan Huruf Jawa bila pada akhir kalimat diberi ‘pangkon” maka akan menghasilkan bacaan mati.

Tetapi sebenarnya makna yang dimaksudkan bahwa untuk menaklukkan sesuatu yang sulit dikendalikan perlu ”dilulu” lebih dahulu, diangkat lebih dulu kemudian dijatuhkan untuk shock terapi agar ia menjadi sadar.

Program “bikin malu” dalam hal ini juga demikian, setelah dilulu dengan mencukupi keperluannya lalu dipermalukan yakni fasilitasnya diambil agar ia merasa ada ketergantungan dengan uang dan merasa betapa besar  nilai uang untuk kehidupannya,maka insya Alloh naluri bekerjanya akan tumbuh dan tidak malas bekerja.

-b. Tidak Merubah Sikap yang Keliru

Bila dableknya sudah keterlaluan maka bisa terjadi sekalipun dimaki maki tetap tidak akan berubah malah ditanggapinya dengan tersenyum. Yang menasihatinya juga bisa menjadi jengkel sebab seolah nasihatnya hanya masuk telinga kanan ke luar telinga kiri tanpa ada bekas sama sekali dan tanpa ada perubahan sama sekali.

Orang yang tidak mau merubah sikap walau dimaki-maki mungkin ada beberapa penyebab yakni mungkin memang sudah mati mata hatinya, mungkin yang nasihat yang diberikan kepadanya tidak sesuai dengan kebutuhannya, nasihat yang diberikan dengan bahasa yang sulit sehingga tidak dipahami  dan yang paling fatal tidak disadari ternyata orang tersebut memiliki gangguan pendengaran.

- Sudah Mati Mata Hatinya,

Orang yang sudah mati mata hatinya memang sulit dinasihati, sekalipun dimaki-maki ia akan dablek tak merubah sikapnya kemudian mau memperbaiki kesalahannya. Bagi orang yang menasihati menjadi jengkel dan menyerah tidak mau mengurusinya. Padahal sebenarnya kalau ditanya dari hati ke hati orang tersebut juga tidak mau dipersalahkan seratus prosen. Ia juga memiliki alasan tersendiri mengapa ia berbuat demikian.




Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan dimintakan hidayah pada Tuhan. Apa ini jalan satu satunya? Tentu saja tidak. Bahkan pasrah kepada Tuhan adalah jalan terakhir. Maka sebaiknya bila meghadapi orang yang mati mata hatinya adalah dengan bentuk upaya lain seperti mengajak ke tempat-tempat yang bernuansa agamis seperti ke pesantern, masjid dan banyak diberikan masukan masalah informasi agama secara praktis.

Permasalahan yang sering dihadapi adalah bahwa biasanya orang yang sudah mati mata hatinya tidak memiliki semangat untuk mendapatkan tambahan ilmu semacam itu. Ia cenderung semau gue dan menurut kepuasan nafsunya sendiri. Maka upaya terakhirnya adalah lewat orang ketiga yang memang dekat dengan dirinya, misalkan dekat dengan istri, anak atau sahabatnya. Ajaklah dia untuk sholat bersama kemudian secara demonstratip ucapkan do’a dengan bahasa yang dipahaminya. Mohonkan kepada Tuhan agar ia diberi hidayah dan dibukakan mata hatinya sehingga dapat menerima nasihat orang lain , dapat merubah sikapnya dan tidak dablek lagi.

Dalam situasi yang tenang dan menyenangkan serta dengan kesadarannya sendiri ia akan merasa dan menemukan jati dirinya kembali.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar