Akhlaq
mulia adalah akhlaqnya Rasululloh, karena akhlaq Rasululloh adalah Alquran.
Rasululloh hadir ke dunia untuk menyempurnakan kelakuan manusia yang saat itu
sudah sangat rusak. Jaman itu dinamakan jaman kebodohan atau Jaman Jahiliyah
dimana syetan sangat berjaya. Kejayaan syetan yang dilaknat Tuhan sudah
mencapai puncaknya bahkan syetan ada di mana-mana dan menjelma menjadi siapa-siapa.
Syetan sudah masuk di dunia perdagangan, pemerintahan dan masyarakat. Sifat syiatoniah mendominasi dalam tatanan
kehidupan manusia bahkan derajad manusia sudah berada di bawah binatang.
Melalui
Rasululloh, harkat manusia diangkat kembali sebagaimana pengakuan Rasululloh
sendiri bahwa Beliau diutus Tuhan untuk memperbaiki dan menyempurnakan akhlaq
manusia. Innama buistu liutammima
makarimal akhlaq.
Alhamdulillah
atas berkah dan rahmad Alloh dalam tempo relatip singkat yakni 22 Tahun
Rasululloh berhasil mengubah peradaban. Minadhulumati
ilannur yakni dari jaman kegelapan yang didominasi sifat syetan menjadi
jaman terang yang dipenuhi kasih sayang.
Syetan
pasti sangat benci bila ada orang yang memiliki akhlaq mulia sebab menghalangi
mereka untuk diajak dablek.
Berani dalam Berbuat
Sering kita melihat ada orang gila
karena stres yang dengan seenaknya menjalani hidup ini. Ia tidak melihat
lingkungan, ia mengabaikan keadaan dan ia mengabaikan harkatnya sebagai manusia.
Yang ia lakukan seperti halnya hidupnya binatang yang hanya mengutamakan nafsu
dan makan untuk kehidupannya. Apapun yang ia perbuat orang akan memakluminya
karena ia memiliki pikiran, namun tidak bisa berfungsi, ia memiliki perasaan
namun tidak berguna. Jadi harkat kemanusaannya tidak dihargai dan ia sebagai
manusia dianggap tidak ada.
Lebih lumayan binatang seperti ayam ,
burung, kambing dan sapi. Ia tidak terkena jerat hukum negara dan agama. Bila
ia masuk pekarangan yang bukan haknya paling dihalau dan diumpati, bila ia
mengambil makanan di lahan atau pekarangan tetangga paling diomeli. Binatang
tersebut juga tidak perlu berbuat sopan. Tak perlu mereka berpakaian atau
menggunakan aturan norma kesusilaan. Yang penting nafsunya tersalurkan dan
makanan sehari-hari tercukupi , selesailah urusannya.
Sebegitu ringkasnya binatang masih
memiliki arti, ia akan dicari yang empunya bila sehari tidak pulang kandang
atau lepas dari kandangnya. Pemilik binatang akan menuntut bila miliknya dicuri
dan sakit hati bila binatang piaraaannya diganggu. Padahal ia adalah binatang
yang dablek dari sudut pandang manusia. Apalagi kalau binatang piaraan itu
dapat berkembang biak dengan baik dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi
yang memeliharanya,mungkin telurnya, dagingnya atau susunya, pasti ia memiliki
nilai yang baik untuk manusia. Binatang dablek namun masih punya arti.
Sebaliknya manusia yang dablek, mau
dikatakan binatang karena tidak kenal aturan pasti sakit hati, dinasihati malah
berganti menyerang dan memaki-maki, diberikan sanksi malah mencari alasan
pembenar sesuai kemauan hatinya. Mungkin lebih gampang mengurus binatang yang nakal
tinggal menghalau, maka ia tidak akan berani mengulangi lagi.
Begitu pula orang yang stras ndableknya
setengah mati, ia tidak mau memperhatiakan nasihat orang lain, bila dimaki malah
memelototi, bila dilarang malah mentertawai, bila di sanjung malah sakit hati.
Pikirannya memang sudah terbalik. Mereka mungkin mengganggap orang yang waras
adalah orang gila. Ia merasa hidup di dunia serba gila dan tidak sesuai dengan
pemikirannya.
Sekali lagi sikap ndablek yang
keterlaluan adalah dari syetan. Kita tidak boleh mengikuti atau meniru sifat
setan . Haram hukumnya meniru dan mengikuti sifat syetan, Syetan sangat bersemangat
dalam menggoda manusia dengan sikapnya antara lain: konsisten, konsekwen,
kontinyu,fokos, tak kenal menyerah, selalu optimis dan disiplin. Sikap itu
sering ada pada diri manusia dan kadang menjadi daya dorong manusia dalam
mewujudkan asanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar