-
Patuh pada Peraturan yang Berlaku,
Kekuatan
dablek yang positip dapat membawa seseorang mentaati peraturan yang berlaku. Ia
tidak terpengaruh oleh keadaan dan situasi lingkungan yang sudah amburadul. Ia akan tetap mempertahankan
saikapnya dengan baik. Ia memiliki prinsip kuat untuk menegakkan kebenaran.
Baginya ukuran kebenaran adalah bila perbuatan yang dilakukan tidak melanggar
peraturan.
Orang
yang sudah biasa mematuhi peraturan akan merasa resah bila ia melanggar aturan
yang berlaku. Ia tidak bisa dablek seperti orang lain. Tapi ia dablek dengan
caranya sendiri yakni bersikukuh untuk tetap patuh aturan. Inilah dablek yang
positip.
-
Taat menjalankan Perintah sesual
Ketentuan
Peraturan
dibuat untuk kebaikan bersama. Tidak mungkin peraturan dibuat sepihak seingga
merugikan pihak lain. Atau peraturan
sengaja dibuat untuk merugikan rakyat. Itu namanya mendholimi rakyat.
Setelah
peraturan dibuat, maka harus dilaksanakan dengan sebaik baiknya. Dalam hal ini
peraturan yang harus kita laksanakan tidak hanya peraturan negara namun juga
peraturan agama. Bahkan kita wajib lebih memperhatikan pelaksanaan peraturan
agama sekalipun tidak ada orang lain yang mengejar atau memaksa kita agar
malaksanakannya.
Orang
yang dablek yang mengikuti ajakan syetan tentu tidak mau melakukan hal
tersebut. Hanya orang yang mendapat hidayahlah yang sanggup melaksanakannya.
Hidayah memang jangan sampai ditunggu, namun diupayakan sehingga kita menjadi
orang yang bermanfaat.
Kita
nanti pasti akan dibenci syetan dan dianggap dablek oleh mereka ketika kita
dapat patuh menjalanklan perintah agama, namun
bukankah itu lebih baik.
-
Penurut dan Pengikut kebaikan yang Setia,
Orang
yang penurut atau patuh pada peraturan memang kelihatan lemah dan tidak
berdaya. Ia terkadang dianggap tidak layak menjadi pimpinan karena hanya dianggap
tidak kreatip dan penakut. Namun maksudya bukanlah demikian, orang yang penurut
yang dibenci syetan adalah orang yang mengikuti kata hati nurani, atau penurut
pada sesuatu yang mengajak kebenaran dan kebaikan, bukan hanya apa-apa mau atau
menjadi yes man.
Seorang
pengikut kebaikan yang setia biasanya malah banyak teman, karena dianggap suka
membantu dan meramal. Ia membantu tanpa pamrih penuh keikhlasan dan hanya
mencari keridhoan Tuhan. Ia juga gemar beramal karena ia yakin dengan beramal
kesehatan dan hartanya akan terjaga.
Syetan
membencinya dan menganggap dablek dirinya.
-
Santun kepada Orang Lain ,
Sikap
sopan dan santun kepada orang lain di setiap tempat dan waktu sekarang sudah
makin terkikis. Anak kepada orang tua mestinya menaruh hormat dengan menghargai
dan santun kepadanya. Sayangnya jarang yang mengajarkan tata cara sopan santun
(tata krama) seorang anak kepada orang tua. Pelajaran di sekolah juga kurang
dapat menjangkau masalah ini sehingga anak belajar dari lingkungannya padahal
lingkungan yang ada sudah banyak tercemar.
Sikap
sopan santun, setahu saya, masih dipelihara di ponodok pesantren. Di sana
diajarkan bagaimana seorang anak muda kepada seniornya atau orang yang lebih
tua, bagaimana harus menghormati tetangganga dan bagaimana berlaku santun
kepada para kiyai maupun gurunya.
Dalam
berlaku sopan dan santun ini ada satu panutan yang tidak ada tandingannya dan
harus dicontoh yakni sopan santun ala Rasululloh.
Biarlah
dikatakan kolot atau dablek karena berlaku sopan santun kepada sesama namun hal
itu sangat mulia di hadapan Tuhan.
-
Berbudi
pekerti luhur
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka pada halaman 131 disebutkan
bahwa berbudi artinya mempunyai budi, bijaksana, berakal, berkelakuan baik,
murah hati, baik hati.
Sedangkan
luhur berarti tinggi atau mulia. Jadi seorang yang memiliki budi luhur berarti
ia dapat memuliakan orang lain. Dalam memuliakan orang lain tentu tidak harus mengorbankan dirinya tetapi
menempatkan orang lain pada posisi yang sebenarnya.
Seseorang
yang memiliki budi luhur juga memiliki kelakuan yang baik, ia memiliki
kepedulian dengan orang lain. Ia tidak tega ketika orang lain celaka atau menjumpai
kesulitan. Sekarang jarang ada orang yang sedemikian sebab sekarang jamannya
jaman ‘SMS’ yakni Senang Melihat orang Susah dan Susah Melihat orang Senang.
Orang
yang berbudi baik akan berpikir bagaimana saya dapat membantu dan bermanfaat
bagi orang lain bukan bagaimana saya dapat memanfaatkan orang lain untuk kejayaan
pribadinya.