Kamis, 19 November 2020

PELANGGARAN TERHADAP NURMA NEGARA

 



 

Norma negara dibuat agar tercipta ketertipan dan keadilan di masyarakat. Norma tersebut dibuat melalui proses panjang sehingga menjadi sebuah produk hukum yang harus dipatuhi bersama. Pengingkaran atau pelanggaran terhadap produk hukum tersebut akan berakhibat dijatuhkannya sanksi bagi yang melanggarnya.

Kenyataanya ada juga masyarakat yang tidak mau mematuhi norma hukum tersebut dan dablek bila diingatkan. Ia seakan siap menanggung segala risiko yang harus dihadapinya dan siap menerima hukuman atas perbuatannya. Tetapi apakah pasti demikian? Yang terjadi adalah bila ada kesempatan dan ada kekuatan maka ia akan mencari  alasan pembenarnya.

Alasan pembenar akan digunakan guna menentang dan menolak sanksi yang akan dijatuhkan kepadanya. Misalkan ada warga yang membangun rumah di bantaran sungai. Di atas tanah tersebut memang sudah sejak Jaman Belanda tidak bolah didirikan bangunan permanen. Ia pun paham tentang hal itu. Namun ketika ada orang lain yang juga mendirikan bangunan di atas bantaran sungai ia menjadi lebih berani. Bangunan yang semula tidak permanen kemudian dibuat permanen. Pikirannya bila digusur temannya banyak dan ia akan minta ganti untung.

Ia tidak berpikir bagaimana bila terjadi banjir kemudian tanggulnya longsor. Atau paling tidak menghalangi aliran air yang menuju sungai dan menjadikan genangan air dan banjir. Masyarakat lain yang selalu tertip menjadi menanggung derita atas ulahnya. Tetapi ia tidak merasa berdosa dan tetap dablek memperluas bangunan rumahnya.

Inilah moralitas kesadaran terhadap lingkungan yang kurang baik dan perlu diaakan pembinaan. Nuraninya kelihatannya sudah mulai mati sehingga tidak peduli akan keadaan yang akan terjadi dan membiarkan nafsunya menguasai ajakan serakah untuk mengeksploitasi alam sekalipun bukan haknya.

-e. Tebal Muka dan Tidak mau Ikut Aturan.

Orang yang tebal muka, sebenarnya mengetahui peraturan, namun pura-pura tidak paham terhadap aturan yang telah ditetapkan. Ia tahu bahwa batas tonase kendaraan angkut adalah sekian ton, namun ia pura-pura tidak paham terhadap hitungan tonase kemudian memaksimalkan isi atau muatan kendaraannya menjadi berlipat lipat. Ketika as truknya patah ia tidak berkaca bahwa kesalahannya adalah karena ia memuati truknya melebihi kapasitas angkut yang ditetapkan, namun menyalahkan Pemereintah yang tidak memperhatikan pemeliharan jalan.

Ketika ia memuat barang melebihi tonase ia paham akan mengakibatkan rusaknya jalan. Ia juga paham bahwa hal tersebut membahayakan bagi pemakai jalan lain dan pemilik kendaraan, namun yang dikejarnya adalah tingginya setoran, sehingga pikiran  sehatnya dibunuh diganti dengan pikiran dablek yang menimbulkan keberanian dan kemantapannya bertindak.

Di mana biasanya orang tebal muka berada? Jelas di tengah masyarakat kita namun biasanya prakteknya ada di kota di desa dan di lingkungan kita.




- Orang Tebal Muka di Kota .

Kehidupan di kota jelas berbeda dengan di desa. Di kota kehidupan lebih kompetitip dan egois. Kompetitip karena kebutuhan tiap orang berbeda dan dituntut serba cepat dan perlu hasil banyak untuk menutup kebutuhan. Sifat orang kota juga cenderung egois karena mereka harus mencukupi kebutuhannya secara mandiri. Kerukunan di kota  relatip lebih tipis dibanding dengan di desa.

Karena terfokus untuk mengejar kebutuhan, orang kota biasanya lebih dablek dibanding orang desa terutama dalam hal hidup bertentangga , kepedulian sosial dan persaudaraan. Dalam hidup bertetangga biasanya antara satu dengan yang lain tidak begitu saling mengenal. Masing-masing rumah dibatasi oleh tembok tinggi dan sibuk dengan urusannya sendiri, sehingga kerepotan tetangga tidak dihiraukannya. Antara satu dengan yang lain saling dablek dan cuek . bahkan kadang satu kampung atau tinggal bersebelahan tidak mengenal . Maklumlah frekwensi perjumpaannya sangat sedikit. Dalam bekerja biasanya berangkat sebelum matahari terbit dan pulang setelah matahari tenggelam sehingga tidak paham keadaan tetangganga.

(n)dableg di kota dimaklumi karena masing-masing memiliki kesibukan dan semua orang (n)dableg. Semua orang tidak peduli  dengan urusan orang lain.


CARA MENASIHATI ORANG YANG KURANG FOKUS

 



Sangat menjengkelkan bila ketika kita berbicara , sudah dengan deksi, intonasi dan tekanan yang bagus seperti seorang orator ulung atau pujangga yang tengah mambaca puisi atau berdeklamasi, namun ternyata energi kita sia-sia. Awalnya lawan bicara memang memberi respons dengan mimiknya. Ia  kelihatan mendengarkan bahkan atensinya kelihatannya seratus prosen. Melihat hal semacam ini, pembicara makin bersemangat. Tidak hanya menggunakan oral komunikasi, namun dikombinasi dengan bahasa tubuh.

Tampaknya lawan bicara juga bersemangat mengikuti orasi yang tengah kita sampaikan , kita tambah semangat. Banyak contoh yang kita berikan , banyak kasus dikupas dengan dasar-dasar yang mantap, bak seorang ‘caleg’ sedang berkampanye. Lebih lebih ketika kita melihat bahwa lawan bicara juga makin merespon dengan bahasa mimiknya. Kita dablek dan egois mendominasi pembicaraan . Namun ketika kita mintakan komentarnya setelah kita lelah berbicara , apa jawabnya ?  ia hanya berkata singkat :

“Anda tadi bicara apa? Maaf saya menderita gangguan pendengaran . Saya hanya melihat anda mengacung acungkan tangan apa ada yang bisa saya bantu?” Matilah kau!

Subhanalloh kita menjadi malu sendiri, kecewa dan gemas. Tapi bila mau marah marah kepada siapa sebab dkiri kita yang keliru. Salah kita sendiri berorasi seperti penjual obat yang tanpa diminta.

Bila demikian maka seyogyanya kita hati hati dalam memberikan nasihat kepada orang lain agar tidak terbalik justru kita sendiri yang dablek dan harus dinasihati.

-c. Sulit Dinasihati.

Yang membedakan antara orang dablek dan tidak dablek antara lain adalah bahwa orang dablek sulit dinasehati, sedangkan orang yang tidak dablek mau mendengarkan nasihat orang lain. Penyebab sulitnya yang bersangkutan dinasihati mungkin bukan karena yang bersangkutan tidak mau menerima nasihat orang lain, namun bisa juga karena ia memegang prinsip yang diyakini kebenarannya. Ketika kita menjumpai hal demikmian tidak bisa kemudian memaksakan diri untuk mewajibkan yang bersangkutan agar merubah sikapnya kemudain mau menuruti kemauan kita.

 Ada beberapa penyebab mengapa seseorang tidak mau menerima nasihat. Antara lain adalah menganggap pendapatnya lebih benar, yang menasihati dianggap levelnya lebih rendah, cara menasihati tidak tepat, waktu menasihati kurang pas dan  tempat menasihati tidak disenanginya. Jelasnya adalah sebagai berikut :

- Ia Merasa Pendapatnya Lebih Benar,

Mengapa orang tidak mau menerima nasihat orang lain ? Jawabannya mungikin bermacam macam  anta lain bahwa mungkin ia merasa pendapatnya lebih benar. Kasus semacam ini  bisa terjadi bila orang yang dablek tersebut adalah orang yang berpendidikan dan memiliki banyak pengalaman, sehingga setiap orang yang datang dan mau menasihatinya sudah dihadang dengan pendapatnya pribadi bahwa orang yang akan menasihati tidak lebih pandai atau berpengalaman .

Melalui perjalan hidupnya, ia sudah banyak mendapatkan pengalaman dan pemahaman tentang kehidupan, sehingga ia merasa bahwa tidak ada orang lain yang lebih pandai darinya. Ia merasa telah mengkhatamkan banyak kitab dan melebihi orang lain sekelasnya.

Orang yang akan menasihati menjadi tidak berdaya, namun kita yakin bahwa di atas langit masih ada langit, artinya tidak ada sesuatupun yang mutlak di dunia ini dan kebenaran yang mutlak hanyalah kebenaran dari Tuhan. Jadi bagi orang yang merasa dirinya paling benar untuk menaklukkannya adalah dengan cara  dibenturkan dengan dirinya sendiri. Biarlah ia bermanja dan bermain dengan kepongahan dirinya. Kita harus menuggu saat yang tepat sampai dengan ia mengalami masa down atau kita tunggu titik nadzir baginya.

Apa mungkin terjadi? Insya Alloh akan terjadi karena Tuhan tidak menyukai orang yang memiliki sifat sombong. Biarlah Tuhan yang akan mengingatkan dan memperingatkan dirinya. Setelah ia berada pada titik terendah silakan didekati dan diberi nasihat dengan berkaca pada dirinya sendiri. Ambillah contoh dari dalam dirinya sendiri sehingga ia tidak dablek dan sombong lagi.



- Penasihat Dianggap Levelnya Lebih Rendah,

Sifat orang dablek yang seperti ini adalah juga orang sombong . Padahal  Rasululloh memberikan pesan agar kita tidak melihat siapa yang menasihati atau siapa yang bicara namun mendengar apa isi pembicaraannya. Bila kita sampai memiliki pengertian bahwa orang yang menasihati lebih rendah dengan kita levelnya , dilihat dari usia, pendidikan, maupun strata ekonomi dan keturunanya kemudian kita tidak mendengar nasihatnya, maka kita akan menemui kesulitan sendiri. Kita tidak bisa menggeneralisasikan  semuanya sama (Bahasa Jawa : digebyah uyah).

Suatu ketika bisa saja kita minta nasihat dan mendengar arahan dari seorang tukang rumput yang kita temui. Contoh ektrimnya bila kita berkunjung ke desa tempat saudara kita tinggal, jalan menuju rumahnya tidak kita ketahui, yang kita pegang hanya alamat dengan data yang sangat minim. Apakah kita akan bertanya pada orang yang selevel dengan kita ? Bila kita paksakan kita akan kesulitan sendiri. Namun bila kita mengalir saja dan menanyakan siapapun yang kita temui misalkan tukang rumput yang tinggal di kawasan desa tersebut, sebaiknya bertanyalah kepadanya. Ia akan lebih paham dan memberikan arahan dengan tepat dan benar, tidak perlu menunggu datangnya Pak Camat karena kita seorang pejabat. Oleh karena itu perlu kita pahami bahwa di dunia ini tidak ada makhluk yang paling semua, masing masing pasti ada nilai plus dan minusnya tergantung amal dan perbuatan masing-masing karena yang mebedakan adalah ketaqwaan kita kepada Tuhan. Jadi untuk apa kita  tetap dablek ?


CARA MENASEHATI ORANG YANG TIDAK MALU MELANGGAR NORMA

 



Orang yang dablek juga memiliki ciri, tidak memiliki rasa malu walau melanggar norma. Pelanggaran norma mencakup norma agama, norma sosial dan norma negara. Ia menjadi bangga berbuat dosa, bahkan merasa tidak puas sebelum menyempurnakan program perbuatan dosanya. Ia menjadi langganan dosa dan dapat dikatakan tubuhnya tinggal tulang pembalut dosa. Sayang tidak memiliki rasa penyesalan dan malu. Prinsipnya mencari yang haram saja susah, apalagi mencari yang halal

Lebih jauh berbagai pelanggaran yang sering dilakukan oleh orang dablek adalah sebagai berikut :

- Pelanggaran terhadap Norma Agama,

Agama diturunkan Tuhan ke dunia agar manusia tidak kacau dan dalam perbuatannya berbeda dengan binatang. Melalui akal dan pikiran manusia tentunya akanlebih mudah menjalani kehidupan. Bila agama dijalankan dengan baik maka kehidupan manusia akan selamat dan indah. Selamat karena agama menuntun manusia untuk kebaikan di dunia dan diakhirat. Menjadi indah karena harmoni kehidupan akan tercipta ketika semua manusia mematuhi perintah Tuhannya.

Yang terjadi adalah adanya pengingkaran oleh sebagian manusia karena dablek tidak patuh pada perintah agama. Mengapa? Karena syetan ada di mana mana. Syetan lebih kuat dari sumpah yang dilakukan manusia ketika akan lahir di dunia dan katika setiap sholatnya. Manusia selalu berikrar bahwa sesungguhnya sholatnya, ibadahnya, hidupnya dan matinya hanyalah untuk Tuhan semata.

Manusia yang dablek malah gemar mengikuti ajakan syaiton yang nampak manis di luar padahal menyesatkan tujuannya. Manusia yang memilih kehidupan yang demikian kemudian tidak mau melaksanakan perintah Tuhan secara sepenuhnya memang merupakan hak baginya, tetapi acapkali mengganggu orang lain.

Orang lain yang melihat ada seseorang yang dablek akan merasa risi. Orang risi karena ketika yang lain sholat Jum’at misalnya ia malah memancing. Ketika orang lain sholat tarowih malah begadangan di gardu dan ketika orang berpuasa malah merokok di tempat umum sepuasnya.  Dasar dablek, begitu orang akan menggerutu ketika melihatnya.

Biarlah sifat dableknya diteruskan sepuasnya sampai Tuhan mengingatkan dirinya atau akan diazab ketika matinya. Yang pasti sebelum nyawa berpisah dari tubuhnya masih ada pintu tobat bagi orang yang dablek seperti itu.



-  Pelanggaran terhadap Norma  Sosial

Norma sosial selalu dijunjung oleh masyarakat sekitar di mana ia tinggal. Norma itu bisa merupakan adat istiadat atau budaya atau kesepakatan tak tertulis diantara warganya yang harus diikuti dan dilakukan secara bersama.

Sebagai anggota masyarakat mestinya lebih mudah dalam mensikapi aturan yang dilakukan di masyarakat, tinggal patuh selesai urusan. Tetapi bagi  para tokoh masyarakat yang memiliki kewajiban untuk menjaga norma itu, masalahnya akan lebih panjang. Sayangnya jutru masih ada sebagian masyarakat yang dablek tidak mau melakukan ketentuan tidak tertulis itu dengan baik

Sebagai misal, ketika warga lain bekerja bakti melakukan kegiatan gotong-royong malah enak-enakkan di rumah nonton TV atau berekreasi bersama keluarga. Lumayan bila dia tahu diri kemudian mengirim perwakilan atau uang untuk biaya kegiatan . Yang sering terjadi ia dablek tidak mau kerja bakti dengan pemikiran, sudah ada yang melakukannya dan ia tidak ada waktu untuk itu.

Kadang ada juga anggota masyarakat yang tidak mau ikut pertemuan kerukunan warga, namun bila ada keputusan yang merugikannya ia akan protes dan dablek tidak mau melaksanakan keputusan bersama itu dengan alasan ia tidak diajak berembug. Warga masyarakat lain yang geregetan biasanya menjulukinya warga sontoloyo kepadanya.

Mungkin pantas julukan itu diberikan sebab yang dilakukannya hanya ‘WTS’ atau waton suloyo alias asal berani tampil beda. Kalau sikap penolakannya tersebut didasari dengan alasan yang masuk akal mungkin bisa dimaklumi namun bila ia mengambil dasar ‘pokoknya’, maka rusaklah aturan yang sudah dibuat.

Untuk itu perlu ada pendekatan kepada orang yang dablek tidak mau menepati kesepakatan dalam kerukunan warga. Sing warasa ngalah, demikian dalam Bahasa Jawanya atau yang sehat pikiannya mengalah saja, dari pada semua menjadi gila.

SOLUSI BILA ADA YANG GAGAL FAHAM

 


 


Perlu juga diteliti jangan-jangan yang bersangkutan tidak mau merubah sikap dan mengindahkan nasihat yang diberikan kepadanya karena ketika memberikan nasihat dengan teori dan dalil yang tidak dimengerti olehnya.

Maka orang yang memberikan masukan atau nasihat harus mengetahui terlebih dulu kesukaannya, kebiasaannya dan tingkat pengetahuannya. Mengetahui kesukaan bagi seseorang memegang merupakan kunci untuk membuka suatu sugesti agar perhatiannya bisa terfokus. Dengan mengungkapkan kesukaan seseorang akan membangkitkan sebuah ingatan yang kuat dan yang bersangkutan akan mengerahkan seluruh energi perhatiannya. Misalkan orang yang akan dinasihati suka akan peekembangan politik maka ajak dahulu berdiskusi tentang perkembangan politik terbaru agar atensinya terbuka. Setelah itu tanyakan kebiasaan sehari harinya. Setelah diketahui kebiasaannya, maka tanyakan pula bagaimana melakukan kebiasaan itu. tunjukkan bahwa anda juga memiliki kebiasaan dan kesenangan yang sama. Ini untuk menjalin komunikasi agar gelombangnya nyambung. Baru kemudian kembangkan permasalahan dirinya yang selalu membelenggu.

Dengarkan terus masalah yang dihadapinya. Tunjukkan bahwa Anda memang senang membantu mengatasi masalahnya dan jangan sampai memilki kesan akan menasihati. Nasihat diberikan di sela-sela penjelasannya dan mempersepsikan diri Anda atau dengan memberi contoh kongkrit yang menunjukkan sebab akibat dalam kasus yang hampir sama. Contoh dan pemberian solusi perlu pula disesuaikan dengan pemahaman dan pengetahuan yang besangkutan agar dapat diterima dengan mudah.

Bila komunikasi dapat terjalin kemudian cara mengibah perilaku dengan bentuk saran masukan dan bukan nasihat atau interogasi, diharapkan sifat dablek yang dimilikinya akan berkurang dan hilang.



- Nasihat dengan Bahasa yang Sulit bagi Dirinya

Hambatan bahasa memang sering terjadi dalam menjalin komunilasi yang baik. Komunikasi yang baik dan dapat berjalan sesuai yang diharapkan adalah kunci dari keberhasilan interaksi pribadi yang berbeda. Sekalipun menggunakan bahasa yang sama namun bila penggunaan tata bahasa maupun kosa kata dan intonasinya terlalu ferbal, mengakibatkan lawan bicara menjadi bingung , tidak mngerti dan bosan. Akibatnya komunikasi menjadi gagal.

Kegagalan komunikasi dengan penggunaan bahasa untk mengantarkan nasihat bagi orang yang dablek bisa disebabkan oleh beberapa hal antara lain karena menggunakan kalimat atau ungkapan yang berbelit-belit dan terlalu banyak contoh yang disampaikan sehingga membuat bingung/ tidak fokus serta banyak pengulangan kasus sehingga hambar dan membosankan.

Ambillah contoh bagi kita sendiri, ketika mendengarkan orang yang bicara berbelit- belit, banyak pengulangan masalah atau tidak to the point, maka perhatian kita akan makin mengendor dan akhirnya tak ada sesuatupun yang dapat diambil karena kesan baik yang diciptakan gagal.

Begitu pula ketika ada seseorang yang berbicara kemudian memberikan contoh yang terlalu banyak dan contohnya kurang relevan atau asal ada contohnya. Mungkin yang mendengarkan juga tambah bingung. Bila pembicara tidak peduli dengan lawan bicaranya dan tetap ngotot akan terus bercerita dengan banyak contohnya, maka bisa jadi yang akan dinasihati segera berpamitan karena tambah pusing.

Oleh karena itu sebaiknya ketika berbicara apalagi akan menasihati seseorang yang dablek langsung ke sasaran saja, ambillah contoh maksimal dua buah lalu fokuskan pada inti pesan atau nasihatnya.

Jangan sampai terjadi contoh yang diberikan selalu diulang ulang dan hanya berputar putar yang menjadikan lawan bicara menjadi makin tidak paham yang disampaikan. Mungkin pembicara sendiri tidak paham apalagi yang mendengarkan.

Jadi benarlah bahwa bahasa menunjukkan bangsa. Bila kita dapat menggunakan bahasa komunikasi dengan baik dan benar orang lain akan menaruh hormat dan memberikan apresiasi yang baik. Bila komunikasi yang dijalin lancar maka akan lebih mudah memberi nasihat orang yang dablek.


CARA MENGHALAU MALAS DAN TIDAK MAU BERUSAHA

 



 

Paling sulit menghadapi orang yang dablek adalah hanya karena malas. Setiap ditanyakan mengapa memilih berperilaku demikian ia selalu menjawab malas. Lantas bagaimana memberikan pengertian padanya agar kehidupannya menjadi bermakna.

Semoga terapi melalui program “bikin malu” yang bertujuan baik dapat membantu. Yang pertama jangan dimarahi atau dikucilkan orang semacam itu, namun justru berilah perhatian padanya. Cukupi kebutuhannya, ajaklah diskusi dan galilah hal  apalagi yang ingin diwujudkannya namun belum terujud, orang jawa mengatakan “dipangku” . Ada nasihat yang bagus dari para sesepuh dalam bahasa jawa yang mengatakan bahwa:” Pangkunen ,Yen dipangku mesti bakal mati.” Ini adalah filosofi dari Jawa karena tulisan dengan Huruf Jawa bila pada akhir kalimat diberi ‘pangkon” maka akan menghasilkan bacaan mati.

Tetapi sebenarnya makna yang dimaksudkan bahwa untuk menaklukkan sesuatu yang sulit dikendalikan perlu ”dilulu” lebih dahulu, diangkat lebih dulu kemudian dijatuhkan untuk shock terapi agar ia menjadi sadar.

Program “bikin malu” dalam hal ini juga demikian, setelah dilulu dengan mencukupi keperluannya lalu dipermalukan yakni fasilitasnya diambil agar ia merasa ada ketergantungan dengan uang dan merasa betapa besar  nilai uang untuk kehidupannya,maka insya Alloh naluri bekerjanya akan tumbuh dan tidak malas bekerja.

-b. Tidak Merubah Sikap yang Keliru

Bila dableknya sudah keterlaluan maka bisa terjadi sekalipun dimaki maki tetap tidak akan berubah malah ditanggapinya dengan tersenyum. Yang menasihatinya juga bisa menjadi jengkel sebab seolah nasihatnya hanya masuk telinga kanan ke luar telinga kiri tanpa ada bekas sama sekali dan tanpa ada perubahan sama sekali.

Orang yang tidak mau merubah sikap walau dimaki-maki mungkin ada beberapa penyebab yakni mungkin memang sudah mati mata hatinya, mungkin yang nasihat yang diberikan kepadanya tidak sesuai dengan kebutuhannya, nasihat yang diberikan dengan bahasa yang sulit sehingga tidak dipahami  dan yang paling fatal tidak disadari ternyata orang tersebut memiliki gangguan pendengaran.

- Sudah Mati Mata Hatinya,

Orang yang sudah mati mata hatinya memang sulit dinasihati, sekalipun dimaki-maki ia akan dablek tak merubah sikapnya kemudian mau memperbaiki kesalahannya. Bagi orang yang menasihati menjadi jengkel dan menyerah tidak mau mengurusinya. Padahal sebenarnya kalau ditanya dari hati ke hati orang tersebut juga tidak mau dipersalahkan seratus prosen. Ia juga memiliki alasan tersendiri mengapa ia berbuat demikian.




Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan dimintakan hidayah pada Tuhan. Apa ini jalan satu satunya? Tentu saja tidak. Bahkan pasrah kepada Tuhan adalah jalan terakhir. Maka sebaiknya bila meghadapi orang yang mati mata hatinya adalah dengan bentuk upaya lain seperti mengajak ke tempat-tempat yang bernuansa agamis seperti ke pesantern, masjid dan banyak diberikan masukan masalah informasi agama secara praktis.

Permasalahan yang sering dihadapi adalah bahwa biasanya orang yang sudah mati mata hatinya tidak memiliki semangat untuk mendapatkan tambahan ilmu semacam itu. Ia cenderung semau gue dan menurut kepuasan nafsunya sendiri. Maka upaya terakhirnya adalah lewat orang ketiga yang memang dekat dengan dirinya, misalkan dekat dengan istri, anak atau sahabatnya. Ajaklah dia untuk sholat bersama kemudian secara demonstratip ucapkan do’a dengan bahasa yang dipahaminya. Mohonkan kepada Tuhan agar ia diberi hidayah dan dibukakan mata hatinya sehingga dapat menerima nasihat orang lain , dapat merubah sikapnya dan tidak dablek lagi.

Dalam situasi yang tenang dan menyenangkan serta dengan kesadarannya sendiri ia akan merasa dan menemukan jati dirinya kembali.


SUDAH BOSAN BERUSAHA

 



Dablek karena Sudah Bosan Berusaha.

Adakah orang yang bosan berusaha? Ya saya kira ada, karena semangat manusia sifatnya turun naik. Kadang kita merasa sangat semangat dalam berusaha dan  dalam bekerja namun acapkali kendor tak bersemangat dan tak bertenaga. Oleh karena itu perlu refresing atau penyegaran.

Ketika mengupayakan pekerjaan atau mencari uang juga serting terjadi hal demikian. Apalagi di era yang penuh kompetisi dan egoisme ini bila cepat bosan atau cepat menyerah akan dilindas oleh keadaan dan akan ditinggalkan oleh waktu yang tak pernah berhenti.

Orang yang bosan berusaha atau mencari pekerjaan mungkin disebabkan oleh beberapa hal antara lain mencakup faaktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah karena memang sudah menjadi watak dasar yang bersangkutan disebabkan karena didikan orang tua yang dulu memanjakannya atau faktor taraumatis yang membelenggu dirinya sehingga menjadi penakut ketika hendak berinteraksi dengan orang lain. Sedangkan faktor ekternal bisa disebabkan oleh adanya teror masa lalu dari teman atau pihak lain, bisa juga karena lingkungan yang tidak cocok baginya.

Bila penyebab dableknya yang bersangkutan memang watak dasar yang disebabkan oleh karena salah asuh, seperti dimanjakan orang tua, maka diperlukan proses yang agak lama untuk memberikan penyadaran pada pribadinya. Namun jangan khawatir sepanjang ada kemauan pasti ada jalan. Jalannya antara lain dengan mencarikan orang yang dekat dengannya dan dapat memberikan sugesti pada dirinya sehingga dapat mengubah mind set pada pemikirannya. Tanamkan rasa tanggung jawab yang bersangkutan dan sedikit demi sedikit diberikan kesempatan untuk menjalankan suatu usaha. Jangan lupa tetap memberikan pujian untuk keberhasilannya.

Saran di atas bisa juga diberikan untuk orang yang mengalami trauma karena pernah menghadapi sesuatu yang mengancam dirinya sehingga rasa  ketakutannya berlebihan. Orang yang trauma terhadap suatu keadaan dapat hilang setelah tumbuh keyakinan dalam dirinya bahwa badai sudah berlalu, bencana sudah berakhir dan bahaya sudah tiada. Kini saatnya menata kembali bangunan jiwa yang telah porak poranda.




Mungkin kondisinya juga hampir sama dengan orang yang pernah menghadapi teror masa lalu yang sebagian atau seluruhnya benar benar terjadi. Keadaan itu dijadikannya alasan pembenar dan minta permakluman dari pihak lain sehingga ia bisa berbuat dablek dari pada merepotkan orang lain. Padahal justru dengan ia dablek semacam itu malah makin membuat masalah bagi orang lain.

Lain lagi bila penyebab dableknya karena  lingkunagnnya tidak cocok dengan pribadinya, maka sebaiknya diadakan pertimbangan yang matang. Pertimbangan tersebut mencakup untung rugi bila harus pindah dari lingkungan lama ke lingkungan yang baru. Karena belum tentu setelah pindah pada lingkungan baru jaminan menjadi baik , bisa saja ternyata kondisinya lebih parah sebab yang dijumpainya tetap orang-orang yang tidak mendukung perkembangan jiwanya malah mematikan karakternya. Jadi lakukan penjajakan dan uji/ observasi tempat dahulu.

Bila penyebab dableknya yang bersangkutan memang watak dasar yang disebabkan oleh karena salah asuh, seperti dimanjakan orang tua, maka diperlukan proses yang agak lama untuk memberikan penyadaran pada pribadinya. Namun jangan khawatir sepanjang ada kemauan pasti ada jalan. Jalannya antara lain dengan mencarikan orang yang dekat dengannya dan dapat memberikan sugesti pada dirinya sehingga dapat mengubah mind set pada pemikirannya. Tanamkan rasa tanggung jawab yang bersangkutan dan sedikit demi sedikit diberikan kesempatan untuk menjalankan suatu usaha. Jangan lupa tetap memberikan pujian untuk keberhasilannya.

Saran di atas bisa juga diberikan untuk orang yang mengalami trauma karena pernah menghadapi sesuatu yang mengancam dirinya sehingga rasa  ketakutannya berlebihan. Orang yang trauma terhadap suatu keadaan dapat hilang setelah tumbuh keyakinan dalam dirinya bahwa badai sudah berlalu, bencana sudah berakhir dan bahaya sudah tiada. Kini saatnya menata kembali bangunan jiwa yang telah porak poranda.

Mungkin kondisinya juga hampir sama dengan orang yang pernah menghadapi teror masa lalu yang sebagian atau seluruhnya benar benar terjadi. Keadaan itu dijadikannya alasan pembenar dan minta permakluman dari pihak lain sehingga ia bisa berbuat dablek dari pada merepotkan orang lain. Padahal justru dengan ia dablek semacam itu malah makin membuat masalah bagi orang lain.

Lain lagi bila penyebab dableknya karena  lingkunagnnya tidak cocok dengan pribadinya, maka sebaiknya diadakan pertimbangan yang matang. Pertimbangan tersebut mencakup untung rugi bila harus pindah dari lingkungan lama ke lingkungan yang baru. Karena belum tentu setelah pindah pada lingkungan baru jaminan menjadi baik , bisa saja ternyata kondisinya lebih parah sebab yang dijumpainya tetap orang-orang yang tidak mendukung perkembangan jiwanya malah mematikan karakternya. Jadi lakukan penjajakan dan uji/ observasi tempat dahulu.


Rabu, 18 November 2020

TIDAK MERASA PUSING WALAUPUN TIDAK BEKERJA

 



Bila kita ingat pengertian dari dablek dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yakni tidak ambil pusing meskipun dimaki dan tidak tahu malu, maka penerapan sifat dablek akan menjadi keliru dan merugikan. Keliru karena sifat tersebut mestinya jangan diterapkan dalam segala hal, karena bisa merusak sistim dan merugikan karena orang lain akan merasa tidak nyaman atas perbuatannya .

 Dablek yang keliru bisa terjadi antara lain dalam hal : Tidak ambil pusing walau tidak bekerja, tidak merubah sikap yang keliru walau dimaki maki, sulit dinasihati, tidak tahu malu walau melanggar norma, tebal muka dan tak tahu aturan.

- a. Tidak Pusing walau Tidak Bekerja.

Dablek yang paling parah adalah ketika ia memiliki tanggung jawab terhadap keluarga, namun ia tidak mau bekerja. Mungkin ia sudah berusaha untuk mencari lapangan pekerjaan namun belum juga dapat ditemukan pekerjaan yang sesuai dengan dirinya.

Ada beberapa hal mengapa ia tetap dablek tidak mau bekerja. Pertama mungkin faktor lingkungan, ke dua bisa karena tidak memiliki ketrampilan, ke tiga sudah bosan berusaha dan keempat mungkin karena malas. Apa maksudnya?

- (n)dableg karena Faktor Lingkungan,

Lingkungan kita tinggal, memang sangat dipengaruhi oleh pola hidup dan perilaku sehari hari. Bila lingkungan memiliki motivasi tinggi untuk bekerja maka orang yang tidak menyesuaikan lingkungannya lama kelamaan akan malu dan berusaha keras untuk mencari penghasilan .

Apabila lingkungan sekitar memiliki kreativitas dalam menciptakan pekerjaan maka orang yang ada di dalamnya juga akan terpengaruh dan akan mengikuti pola itu kemudian melakukan kagiatan wirausaha.

Sebaliknya bila dalam lingkungan tersebut hanya bergelar ‘panji klantung’ atau orang yang suka klontang-klantung tak ada pekerjaan sama sekali kemudian dijuluki sebagai ‘pengacara’ (pengangguran banyak acara), maka sifat dablek akan makin tebal dan virus dablek akan menyebar dengan cepat.

Solusinya bila ada yang merasa salah satu anggota keluarganya atau bahkan suaminya sendiri memiliki sifat (n)dableg seperti itu disebabkan karena lingkungan, maka segeralah berpindah domisili dengan mencari tempat tinggal yang lingkungannya memiliki etos kerja tinggi. Tak perlu berapa besar hasilnya yang penting ada kegiatan dan tidak hanya amenjadi’ Panji Klantung’.

- Menganggur karena Tidak Memiliki Ketrampilan,

Ada pula yang dablek karena sudah jenuh dengan keadaan dan upayanya. Ia merasa frustasi karena berbagia usaha menurut pendapatnya sudah ia lakukan. Sudah banyak kantor ia masuki, sudah banyak sobat ia temui dan sudah banyak lamaran ia sebar ke berbagai instansi. Hasilnya tetap nihil tak ada sama sekali.

Ia merasa bahwa hidupnya ditakdirkan untuk menganggur dan tidak bekerja, sehingga ia tetap dablek tidak mau berusaha. Padahal kuncinya adalah ia belum mengetahui potensi yang ada dalam dirinya. Ia tidak paham akan ketrampilan dan kelebihan yang diberikan Tuhan kepadanya. Ia mudah putus asa karena beberapa hal antara lain mungkin karena tidak ada yang mendorong dan mendukungnya, tidak ada yang memberikan semangat,pengarahan dan kurang prihatin.

Dorongan orang dalam berusaha sangat diperlukan terutama dari orang terdekat seperti orang tua maupun istri/pendamping. Dorongan yang diberikan bukan berujud umpatan atau selalu disalahkan, namun dukungan semangat agar yang bersangkutan mau bergerak terus, jalan terus tanpa ada rasa bosan. Yang penting terus berusaha, tentang hasilnya serahkan kepada Tuhan.



Arahan dalam mendapatkan penghidupan juga sangat diperlukan. Paling tidak ada orang yang mau diajak bicara memberikan solusi bukan emosi, memberikan pendapat bukan umpatan, dan memberikan dorongan bukan malah cercaan. Sekecil apapun kalimat yang keluar dari orang dekat terutama orang tua atau pendamping adalah setetes bahan bakar dan tambahan tenaga baginya. Bila toh tidak dapat memberi pendapat atau solusi langkah terbaik adalah diam, mendengarkan keluhan, sembari memberikan dorongan untuk kesabaran dan tetap berusaha.

Demikian juga adanya perhatian. Setiap orang memsng perlu  diperhatikan bukan diawasi. Diperhatikan adalah diberikan kepedulian, dicukupi kekurangannya dan difasilitasi kebutuhannya. Bila perlu diberikan pendapat untuk penyelesaian masalah yang dihadapi. Semua merupakan saran dan sumbang pikir. Harapannya setelah semua diberikan maka sifat dableknya akan hilang atau sifat dableknya menjadi dablek yang positip